Visi dan Misi

Visi MTs Negeri 2 Rembang

Terwujudnya anak sholeh yang berprestasi dalam IMTAQ dan IPTEK.

Misi MTs Negeri 2 Rembang

1. Meningkat kwalitas keagamaan di Madrasah antara lain mengefektifkan shlalat berjamaah dan tadarus Al Qur’an.

2. Mewujudkan Madrasah sebagai pusat transformasi IMTAQ dan IPTEK.

3. Meningkatkan proses belajar mengajar dan bimbingan belajar agar siswa dapat berkembang secara maksimal sesuai kemampuannya.

4. Mengembangkan strategi kompetitif yang positif dilingkungan Madrasah secara demokratis.

5. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakulikuler agar menghasilkan lulusan yang trampil.

6. Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni dan budaya nasional yang islami.

7. Mengembangkan pribadi yang muslim yang cinta tanah air.

Tuesday, October 22, 2019

Hari Santri


Hari Santi Menjadi Bermakna Dengan Warna

Rembang – “Hari santri merupakan sebuah hari untuk memperingati peran besar kaum kyai dan kaum santri dalam perjuangannya meraih kemerdekaan RI.  Sejarah membuktikan bahwa santri bersama dengan pejuang lainnya mempunyai peran penting dalam merebut kembali kedaulatan Negara Republik Indonesia dari penjajah asing.  Hari Santri yang jatuh pada tanggl 22 Oktober bertepatan dengan resolusi jihad KH.  Hasyim Asy’ari” inilah sepenggal amanat upacara yang disampaikan oleh Srianto, S.Pd selaku Pembina Upacara dalam memperingati Hari Santri Nasional (22/10)  di Lapangan MTs Negeri 2 Rembang.   Dalam upacara peringatan hari Santri Nasionalkali ini tidak seperti biasanya,  seluruh guru, staff tata usaha dan siswa mengenakan busana identitas santri (Busana Muslim). Dengan meneruskan tema tahun 2018, peringatan Hari Santri 2019 mengusung tema “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”. Lebih lanjut Srianto menegaskan bahwa momentum Hari Santri dapat dijadikan semua pihak untuk bersatu dan bersama-sama membangun bangsa, berikan suasana sejuk, nuansa yang mengarah ke persatuan.
Upacara yang dilaksanakan disambut antusias oleh seluruh warga MTs Negeri 2 Rembang, bahkan seluruh siswa-siswi mengikuti upacara dengan khidmat.  Ditemui secara terpisah seusai upacara, Kepala MTs Negeri 2 Rembang,  Srianto, S.Pd. mengatakan bahwa Hari Santri Nasional ini adalah sebuah i’tikad baik dari pemerintah dalam menjaga tradisi dan khasanah nusantara, dimana ideologi barat sudah masuk ke Indonesia dan banyak mempengaruhi generasi-generasi muda Indonesia, untuk membendung arus globalisasi tersebut maka dengan adanya Hari Santri Nasional diharapkan para pemuda bisa kembali pada tradisi santri yang penuh dengan nuansa islam, akhlakul karimah serta menjunjung tinggi ilmu agama dan pengetahuan.
Seusai upacara, untuk mengisi Hari Santri Nasional seluruh siswa bersama guru melanjutkan kegiatan bersih lingkungan dan  melaksanakan pewarnaan paving halaman dengan beraneka warna. Hal ini mengandung makna bahwa suatu perbedaan yang digambarkan dengan warna jika digabung bersama-sama akan menciptakan suasana yang serasi, penuh keindahan.  Dengan penuh semangat siswa-siswi MTs Negeri 2 Rembang   menggerakkan  kuas untuk merias  paving halaman dengan cat sehingga menjadi menarik dan lebih indah.   Lebih jauh Srianto berharap, momentum Hari Santri dapat dijadikan semua pihak untuk bersatu dan bersama-sama memajukan madrasah untuk menghantarkan siswa-siswi madrasah menuju masa depan yang lebih baik dalam membangun bangsa. 
Sementara, salah satu siswa MTs Negeri 2 Rembang, Yogi Afidah menuturkan, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memaknai Hari Santri.  Salah satunya dengan mengisi kegiatan yang positif.  “Kita maknai dengan kegiatan positif, dan negatifnya kita kurangi bahkan harus kita buang” kata siswi kelas IX tersebut.  Dengan semangat generasi santri kegiatan diakhiri setelah pewarnaan paving sebagai simbol semangat “Santri for NKRI, Santri To World” dimana santri nusantara diharapkan dapat mengabdi dan berkarya demi kemajuan bangsa. (Wient).

Sunday, October 20, 2019

Program Literasi Kelas


MTsN 2 Rembang Gencarkan Program Literasi Kelas


* Peserta didik MTsN 2 Rembang tampak membaca buku saat waktu luang di kelas.
Rembang -- Salah satu program untuk menumbuhkan minta baca siswa adalah program literasi kelas. Program ini memperkuat penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pertumbuhan Budi Pekerti. 
Untuk itulah, MTsN 2 Rembang mengadakan program Literasi Kelas pada setiap ruang kelas. Kepala MTsN 2 Rembang, Srianto mengatakan, salah satu kegiatan literasi ini adalah 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai.
”Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan ketrampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional dan global sesuai tahap perkembangan peserta didik,” kata Srianto.
Dalam pelaksanaan program literasi ini, setiap siswa bisa membaca buku di sudut baca di kelas masing-masing. Sudut baca ini didesain dengan menarik, sehingga siswa nyaman untuk membaca.
Pembimbing Program Literasi Kelas, Aufa Lihaq guru mapel Bahasa Indonesia mengatakan, ruang literasi di pojok kelas didesain dengan melibatkan siswa. Menurutnya, setiap siswa mempunyai kebutuhan dan daya seni yang berbeda.
Aufa berupaya mengadakan buku sesuai dengan kebutuhan siswa. Agar lebih bermakna, program literasi kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan yang beragam, seperti karya sastra untuk remaja. “Dengan adanya pustaka kelas ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk membaca,” ungkapnya.
Aufa mengatakan, kegiatan ini akan berlanjut ke dalam proses belajar mengajar.  Guru Bahasa Indonesia akan memberikan tugas untuk merangkum dan menceritakan kembali buku yang telah dibaca oleh siswa. – (wient)

Saturday, October 19, 2019

Tamanisasi

Siswa MTsN 2 Rembang Ubah Kain Bekas menjadi Taman



* Karya taman hias dari kain bekas peserta didik MTsN 2 Rembang.

Rembang – Saat ini MTs Negeri 2 Rembang sedang bergeliat  menjalankan program tamanisasi untuk menanamkan cinta lingkungan pada siswa. Siswa dilatih untuk mengembangkan kreasi dengan memanfaatkan barang bekas yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Salah satu barang bekas yang dimanfaatkan kali ini adalah kain bekas sebagai bahan utama untuk membuat taman. Kain bekas ini diolah sehingga menghasilkan karya taman yang cantik.
Pembimbing tamanisasi ini, Slamet Winarno mengatakan, tamanisasi ini dibuat dengan proses perancangan, disusun, ditanami, dan dirawat sendiri oleh siswa. “Tujuan utama tamanisasi mengenalkan kepada siswa untuk membuat media tanam dari kain bekas yang dibentuk menjadi sebuah pot. Selain pot, taman sederhana di depan kelas juga dengan menggunakan bahan kain bekas,” jelas Slamet.
Dikatakannya, dengan prakarya ini, mmebuat taman hias tak perlu biaya mahal.  “Dengan bahan-bahan kain bekas bisa menyulap menjadi sebuah taman yang cukup menarik dan tentunya dapat menekan biaya dalam pengadaan taman di lingkungan madrasah,” imbuh Slamet.
Dengan bimbingan Slamet siswa-siswi mampu membuat pot-pot cantik. Satu kelas rata-rata bisa menyelesaikan antara 10-12 pot. Setelah pot diselesaikan, langkah berikutnya adalah pengecatan untuk menciptakan kesan menarik, kemudian menata pot-pot tersebut untuk membentuk taman kelas dan menanam tanaman pada pot-pot tersebut.
Sedangkan untuk menyuburkan tanaman, siswa juga diajari untuk membuat pupuk hijau/humus dari sampah-sampah daun kering yang banyak berserakan di halaman madrasah.  Para siswa ada yang membawa bunga atau tanaman dari rumah untuk ditanam di taman kelas masing-masing. “Sedangkan perawatan taman kelas diterapkan dengan cara piket siswa.  Hal ini untuk melatih rasa tanggung jawab, rasa memiliki dan kerjasama antar siswa,” kata Slamet.
Perindah lingkungan
Kepala MTsN 2 Rembang, Srianto mengatakan, tamanisasi ini mempunyai beberapa manfaat bagi madrasah, yaitu untuk memperindah lingkungan madrasah dan memberi rasa sejuk. “Taman madrasah yang dikembangkan dimaksudkan juga untuk memberi motivasi belajar kepada siswa. Selain itu, juga untuk menambah kegiatan lain bagi siswa agar dapat menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan,” papar Srianto. – (wient-iq/gt)